Warna Poleng di Bali mengandung makna yang tersendiri. Secara umum Poleng adalah merupakan perpaduan warna hitam dan putih yang banyak sekali bisa kita temukan di Bali. Warna ini merupakan makna sakral di Bali yang sampai saat ini tetap ajeg dipergunakan dalam simbol-simbol kehidupan budaya orang Bali. Orang Bali sudah terbiasa dengan warna ini dan mempergunakannya dalam keseharian mereka, dan didalam permaknaan dalam kehidupan mereka. Mereka secara sadar ataupun tidak telah ikut menjaga dan melestarikan simbol-simbol budaya para leluhurnya.
Dalam kehidupan orang Bali sebenarnya dikenal ada tiga macam warna Poleng.
Poleng yang pertama, Warna poleng ”Hitam dan Putih” seperti warna papan catur ini disebut dengan Poleng ”Rwa Bhineda”. Warna Poleng ini terdiri dari warna hitam dan putih yang merupakan simbolik dari Dharma dan Adharma, atau unsur positif dan unsur negatif.
Poleng yang kedua, perpaduan warna antara warna Hitam, warna Abu-abu, dan warna Putih. Warna Poleng ini disebut dengan ”Poleng Sudhamala”. Makna yang terkandung didalamnya yaitu warna Hitam merupakan simbol dari Adharma/ unsur negatif, warna putih merupakan simbol dari Dharma/ unsur positif. Sedangkan warna abu-abu ini merupakan sebagai warna penyelaras dari makna Dharma/ unsur Positif (Warna Putih) dan Adharma/ unsur negatif (warna Hitam).
Warna Poleng yang ketiga, ”Poleng Tridatu” yaitu : kombinasi perpaduan dari tiga warna yaitu : Warna Merah, Warna Hitam dan Warna Putih. Warna Merah dalam ”Tridatu” ini merupakan lambang dari Rajas, sifat energik. Warna hitam dalam Tridatu ini melambangkan Tamas, atau sifat malas dan Warna Putih simbol dari Satwam yaitu kebijaksanaan atau kebaikan. Adapula yang memaknai Warna tridatu ini sebagai perlambang penyatuan dari Tri Murti yang mana warna Merah merupakan simbolik dari Dewa Brahma, Warna Hitam simbolik dari Dewa Wisnu dan Putih merupakan simbolik dari Dewa Siwa.
Warna Poleng secara umum pada masyarakat Hindu Bali biasa kita bisa lihat dan dipergunakan pada pakaian Para Pecalang, pada Kul kul (kentongan), patung-patung Penjaga Pintu Gerbang, atau juga biasanya dipakai oleh para Balian. Kesemuanya itu tadi merupakan perlambang dari Penjaga.
Dalam konteks Menjaga atau sebagai Penjaga, warna Poleng di Tanah Lot memiliki makna dan nilai Filosofi yang sangat tinggi. Warna poleng di Tanah Lot merupakan warna Sakral yang sampai saat ini sangat diyakini oleh masyarakat Hindu Bali sebagai penjaga Pura Luhur Tanah Lot. Pura Luhur Tanah Lot yang merupakan sebuah simbol Kesucian yang mengandung nilai Spiritual yang sangat-sangat tinggi. Bahkan warna poleng yang di Tanah Lot tidak hanya sekedar warna yang tertuang dalam selembar kain, akan tetapi warna poleng Sudhamala ini ada pada Duwe (Ular Suci/. Lipi Poleng) yang sudah dikenal ada semenjak berdirinya Pura Luhur Tanah Lot.
Keberadaan Ular Suci yang berwarna Poleng ini sampai saat ini masih sangat dipercaya oleh masyarakat Hindu Bali sebagai penjaga dari kelestarian alam dan kesucian dari Pura Luhur Tanah Lot.
Kepercayaan masyarakat bahwa duwe (Ular Poleng Tanah Lot) yang saat ini masih ada di Tanah Lot, konon berasal dari Selendangnya Beliau Danghyang Dwijendra (dalam Dwijendra Tattwa), yang kemudian di pastu menjadi Ular Poleng yang ditugaskan untuk menjaga kelestarian alam dan Kesucian Pura Luhur Tanah Lot dan keberadaan Ular Suci itupun sampai saat ini bisa kita saksikan masih ada di lingkungan suci Pura Tanah Lot.
Tuhan telah memberikan kita simbol dengan makna-makna filosofi yang tinggi pada warna Poleng itu, dan akhirnya di Tanah Lot sendiri makna Poleng mengandung makna tersendiri dan sangat melegenda di masyarakat.
Makna Filosofi dari Warna Poleng, sengaja kita angkat dalam event ”Tanah Lot Art Festival tahun 2010” lalu. Poleng merupakan kampanye sosial kita kepada masyarakat di seluruh dunia. Dengan makna poleng hendaknya kita sebagai manusia merupakan prnjaga bagi kelestarian alam dan warisan tradisi budaya kita di Tabanan. Melalui tema Poleng, Tanah Lot menyerukan kepada kita semua ’Kita harus berbuat dalam rangka Kelestarian Alam, pelestarian, pengembangan dan penggalian budaya leluhur”. Dengan demikian, kita juga ikut menjaga alam Bali dan Budaya masyarakat Bali khususnya di Tabanan.
Harapan kita bersama, warna Poleng hendaknya mampu menginspirasi kita bersama melalui ”Tanah Lot Art Festival 2010” dengan Tema ”POLENG” kita harus menjaga Alam dan segala bentuk warisan budaya masyarakat kita. Makna Poleng merupakan sebuah kewajiban dan Dharma kita sebagai manusia. Dari Tanah Lot mari kita kumandangkan makna Poleng kepada Dunia bahwa dengan semangat makna POLENG Kita jaga kelestarian alam kita dan budaya masyarakat kita, sebagaimana Ular Poleng/duwe yang ada di Tanah Lot tetap menjaga kesucian Pura Luhur Tanah Lot sampai saat ini.
0 komentar:
Post a Comment